Malam mulai merayap di atas kota, menyelimuti rumah susun yang kini dipenuhi penghuni baru. Hujan turun perlahan, membasahi jalanan yang berkilauan di bawah cahaya lampu jalan. Dari jendela-jendela rumah susun, beberapa penghuni masih terjaga, menatap layar ponsel atau komputer mereka dengan perasaan campur aduk.
Mereka telah menemukan kertas coklat misterius itu di berbagai tempat—di bawah bantal, di meja kerja, bahkan terselip di antara halaman buku yang baru mereka baca.
Dan dalam keheningan malam, mereka membuat keputusan.
Jari-jari mereka mengetik alamat yang tertera pada kertas itu.
Dalam hitungan detik, layar berubah menjadi hitam.
"Apa yang ingin kau tukarkan?"
Hati mereka berdegup kencang. Mereka tahu ini mungkin aneh, mungkin sesuatu yang tidak masuk akal, tetapi keputusasaan telah mengalahkan logika mereka.
Satu per satu, mereka mengetik permintaan mereka:
"Aku ingin utangku lunas."
"Aku ingin mantan kekasihku kembali padaku."
"Aku ingin hidupku lebih mudah."
"Aku ingin sukses tanpa usaha."
Tombol Enter ditekan.
Seketika, udara di ruangan mereka menjadi lebih dingin.
Layar mereka berkedip.
Lalu, sebuah tulisan baru muncul:
"Setiap keinginan memiliki harga. Apa yang bersedia kau berikan sebagai gantinya?"
Mereka menelan ludah. Tak tahu harus menjawab apa, mereka mengetik kalimat yang sama—
"Apa pun."
Dan dalam sekejap, perjanjian pun terjalin.
Di suatu tempat yang jauh dari dunia manusia, Madam tersenyum, menutup buku perjanjian di tangannya dengan kepuasan.
"Begitu mudahnya mereka jatuh," gumamnya sambil menyesap teh dari cangkir porselen elegannya.
Di sisinya, pria bertopi bundar berdiri tanpa suara, menatap ke dalam bayangan yang beriak pelan—bayangan yang kini menyimpan nama-nama baru yang akan segera menjadi milik mereka.
"Sekarang," lanjut Madam, "kita hanya perlu menunggu."
---
Keesokan harinya, keajaiban mulai terjadi.
Seorang pria yang semalam meminta agar utangnya lunas mendapati rekening banknya tiba-tiba terisi penuh. Tak ada catatan dari mana uang itu berasal, tetapi semua hutangnya kini telah terbayar.
Seorang wanita yang ingin mantan kekasihnya kembali terkejut saat lelaki itu mengetuk pintunya dengan mata penuh penyesalan, memohon agar ia diterima kembali.
Seorang pria yang ingin sukses tanpa usaha mendapati namanya tiba-tiba viral di media sosial, menerima tawaran kerja yang luar biasa tanpa harus berusaha sedikit pun.
Semua tampak sempurna. Semua terlihat seperti keajaiban.
Namun, tak ada yang menyadari harga yang telah mereka bayarkan.
---
Harga yang Diklaim
Beberapa minggu berlalu. Para penghuni rumah susun mulai menyadari sesuatu yang aneh.
Mereka mulai melupakan orang-orang di sekitar mereka.
Tetangga yang sebelumnya sering menyapa tiba-tiba tak lagi terlintas dalam ingatan mereka. Seolah-olah orang itu tidak pernah ada.
Di koridor rumah susun, pintu-pintu kamar yang sebelumnya ditempati kini kosong.
Namun, anehnya, tidak ada seorang pun yang mengingat bahwa tempat itu pernah dihuni.
Lalu, sesuatu yang lebih mengerikan terjadi.
Mereka yang telah membuat perjanjian mulai mengalami gangguan aneh.
Mereka mulai mendengar ketukan di pintu mereka di tengah malam.
Tok… tok… tok…
Ketika mereka membuka pintu, tidak ada siapa pun di sana.
Mereka mulai melihat bayangan hitam di sudut kamar mereka, bergerak perlahan seperti sesuatu yang menunggu.
Mereka mulai melihat sosok pria bertopi bundar di pantulan cermin, meski tidak ada siapa pun di belakang mereka.
Lalu, satu per satu dari mereka menghilang tanpa jejak.
Seperti yang telah terjadi sebelumnya.
___
Beberapa bulan kemudian, rumah susun itu kembali kosong.
Tidak ada yang mengingat orang-orang yang dulu tinggal di sana.
Tidak ada yang bertanya mengapa rumah susun itu, yang awalnya penuh, kini hanya menyisakan koridor-koridor gelap dan kamar-kamar kosong.
Di kota, rumah susun itu kembali mendapatkan reputasi baru: rumah susun berhantu, tempat orang-orang menghilang tanpa jejak.
Namun, tidak ada yang tahu kebenaran di baliknya.
Tidak ada yang tahu bahwa Madam dan pria bertopi bundar telah menanam benih keputusasaan di tempat itu, menunggu jiwa-jiwa baru untuk kembali memasuki perangkap mereka.
Dan jauh di dalam kegelapan yang tidak bisa dijangkau manusia biasa, secarik kertas coklat kembali terjatuh di kaki seseorang yang sedang putus asa.
1 Komentar
sangatt menarik ceritanyaa
BalasHapus